Salam untuk sobat-sobat teknisi di manapun berada, kali ini kami akan bahas salah satu error pada ac polytron floor standing dengan kode error E3. Mungkin bagi para master error tersebut adalah hal yang sepele, namun bagi teman-teman yang baru saja di dunia pendingin cukup merepotkan juga terlebih bagi kita yang belajarnya tanpa guru, gurunya hanya situs-situs di internet, mungkin tulisan ini bisa sedikit membantu.
Power suplai ac ini menggunakan trafo (transformator) stepdown konvensional dengan keluaran tegangan output sebesar 12VAC, kemudian rangkaian adaptor 12VDC untuk catu daya relai dan motor swing, dan tegangan 5VDC dihasilkan dari 12VDC yang diturunkan menggunakan IC 7805 untuk catu daya micom.
Power suplai ac ini menggunakan trafo (transformator) stepdown konvensional dengan keluaran tegangan output sebesar 12VAC, kemudian rangkaian adaptor 12VDC untuk catu daya relai dan motor swing, dan tegangan 5VDC dihasilkan dari 12VDC yang diturunkan menggunakan IC 7805 untuk catu daya micom.
Kode error ditunjukkan pada layar displai pada angka digital temperatur ruangan (room temp), error E3 langsung muncul begitu ac dihidupkan atau ditekan tombol on-off. Perlu diketahui bahwa error yang munculnya sebelum proses sistem berjalan biasanya berhubungan dengan tranduser atau sensor yang digunakan untuk mendeteksi hal-hal yang sangat penting, tidak hanya di ac tetapi di modul-modul lainnya juga semisal mesin cuci dan kulkas. Pertama-tama kita cek thermistornya, ganti dengan ukuran yang sesuai bila error masih sama saja berarti bukan thermistornya. Setelah kami ganti ternyata error masih sama saja. Selanjutnya kita cek sensor yang lain yaitu sensor arus atau tegangan, kalau pada ac split biasa, sensor arus bila tidak normal maka motor fan indoor tidak akan bekerja.
Modul AC Polytron |
Pengecekan selanjutnya pada bagian sensor arus, seperti pada modul-modul yang lain bagian ini terdiri dari Resistor, dioda dan photocoupler, kalau pada ac fujiaire yang telah kami bahas pada postingan yang lalu error-nya adalah E7, jalur yang disensor adalah jalur N (neutral) namun di Polytron yang disensor adalah jalur L (line). Pada ac polytron ini, kompresor menggunakan listrik 3 fase (R-S-T-N) sehingga sudah pasti menggunakan kontaktor, dan bagian indoor menggunakan jalur 1 fase (L-N). Di bagian outdoor jalur L harus sama dengan jalur L pada indoor biar gampang diingat, jalur L bisa diambil dari jalur R, S atau T. Dalam pemasangannya jalur L diambil dari T, nah dari jalur T ini ada jalur kabel masuk ke sensor tekanan freon yang terhubung dengan pipa. Ada 2 buah sensor tekanan freon yang pengabelannya dirangkai secara 'seri' bukan paralel. Kabel dari jalur menuju ke indoor kemudian masuk ke modul ke bagian sensor arus.
Pengukuran tegangan pada kabel sensor tekanan di modul tidak ada tegangan sama sekali seharusnya kalau diukur terhadap N seharusnya terukur 220VAC, namun pada bagian outdoor jalur masuk sensor tekanan ada tegangan 220VAC, analisanya sensor tekanan rusak atau freon-nya habis sehingga tidak bisa menekan switch dalam sensor tekanan. Langkah berikutnya cabut semua soket konektor pada sensor tekanan kemudian ukur kedua pin-nya dengan multitester kalau menyambung berarti masih normal. Yang kami dapatkan ternyata salah satu sensor tekanannya tidak menyambung atau 'open'. Selanjutnya salah satu sensor tidak kami pakai jadi hanya memakai sati sensor tekanan saja dan hasilnya error E3 tidak muncul lagi.
Sensor Tekanan Refrigeran |
Kesimpulannya:
- Cek jalur kabel ada yang putus atau tidak
- Cek sensor tekanan freon
- Cek bagian pengolah sinyal (R, dioda, photocoupler)
Dalam dunia perancangan, bagi kami, sangatlah rumit dalam hitungan matematikanya terutama yang berhubungan dengan fluida (zat alir) misal freon, perpindahan panas/kalor (heat transfer) atau perpindahan energi, dan pengaturan yang melibatkan sensor atau tranduser (alat pungut). Tetapi setelah sekian lama tidak menggunakan teori-teori mengenai hal-hal tersebut membuat kami 'dilupakan' bahwa dulu pernah mempelajarinya di bangku kuliah. Produk teknologi apapun yang kita pakai yang mengikuti standar ISO sebenarnya sudah dirancang sedemikian rupa yang sudah mempertimbangkan faktor umur dan faktor keamanan. Produk teknologi sebenarnya sudah ditentukan usia pemakaiannya misal jangka waktu 5 tahun sampai 10 tahun, namun di tangan teknisi hal tersebut bisa sangat berbeda usia pakai yang seharusnya 5 tahun bisa menjadi atau dipaksa menjadi 15 tahunan😃😃😃. Namun demikian jangan menyepelekan "faktor keamanan" (safety factor) dari pabriknya sudah didesain sedemikian rupa namun bila keamanannya dibuat lebih baik tidaklah menjadi masalah namun bila tingkat keamanannya berkurang akan berakibat fatal.
Kiranya cukup sekian dulu ulasan sederhana kami, maaf bila ada hal-hal yang salah dan semoga bermanfat.